Kesalahan yang banyak
dilakukan oleh teman-teman UKM adalah mereka tidak mengukur tingkat
pengembalian biaya promosi mereka. Dan ini salah. Jika tidak diukur, maka sulit
untuk menentukan apakah upaya promosi yang telah dilakukan itu bagus atau tidak,
layak diteruskan atau disetop saja.
Misalkan Anda mau
beriklan, mana yang paling bagus, beriklan di surat kabar dengan biaya 500 ribu
per kali tayang atau di Koran satunya lagi dengan biaya 10 juta per kali tayang
? ukuran dan konsep Iklannya sama.
Terus terang akan susah
untuk menentukan mana yang paling baik tanpa memiliki informasi ukuran balik
modal iklan ini. Untuk hal ini, Anda perlu menghitung:
· berapa jumlah prospek
yang masuk akibat promosi Anda,
· dari prospek itu berapa
yang beli,
· Berapa rata-rata nilai
pembelian dari setiap pembeli dan
· Berapa nilai rata-rata
laba dari setiap pembelian itu.
Setelah datanya didapat,
Anda dapat cara mengukur tingkat balik modal promosi dengan cara membandingkan
Biaya Akusisi
|
Test
Iklan Koran
|
Biaya Iklan
|
Rp 5.000
|
Jumlah Prospek
|
20
|
Jumlah Pembeli
|
5
|
Biaya Akusisi
(Biaya iklan dibagi Jml pembeli)
|
Rp 1000/ pembeli
|
Laba kotor per transaksi
|
Rp 500
|
Laba hasil iklan
(pembeli x laba kotor)
|
20 x Rp 500 = Rp 10.000
|
Kesimpulannya, bahwa
beriklan di Koran diatas balik modal, biaya hanya Rp 5.000 namun mendatangkan
keuntungan tambahan senilan Rp 10 ribu. Jadi Anda layak untuk melanjutkan iklan
tersebut. Jangan lupa mengukur kelanjutan iklan tersebut kembali karena tingkat
balik modal akan berbeda-beda, efektivitas iklan di Koran amat tergantung
konsep iklan, penempatan space iklan, warna dan hari tayang.
Sekarang, bila dana
promosi Anda terbatas, maka Anda perlu mencari media promosi yang paling
efektif dan paling menguntungkan. Maka Anda perlu menghitung tingkat balik
modal tiap metode promosi dan focus pada jurus promosi yang paling
menguntungkan.
Test Iklan
|
Spanduk
|
Baliho
besar
|
Biaya Iklan
|
Rp 200.000
|
Rp 500.000
|
Jumlah Prospek
|
40
|
100
|
Jumlah Pembeli
|
5
|
20
|
Biaya Akusisi
(Biaya iklan dibagi Jml pembeli)
|
Rp 40 ribu/ pembeli
|
Rp 25 ribu/ pembeli
|
Laba kotor per transaksi
|
Rp 100 ribu
|
Rp 100 ribu
|
Laba hasil iklan
|
500 ribu
|
2.5 juta
|
Kesimpulannya, walaupun
sekilas beriklan di Baligo lebih mahal, ternyata Baligo lebih menguntungkan
karena biaya akusisinya lebih murah. Bila punya uang Anda bisa lakukan 2-2-nya
karena keduanya balik modal, namun jika anggaran terbatas, prioritaskan
pemasangan baliho. Simpel khan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar